Empat Tanda Lansia Butuh Homecare, Nomor 3 Relate Banget!
Populasi lansia di Indonesia terus meningkat seiring bertambahnya angka harapan hidup. Berdasarkan data WHO (World Health Organization), pada tahun 2030 satu dari enam orang di dunia akan berusia 60 tahun atau lebih. Perubahan ini tentu membawa tantangan tersendiri, baik dari sisi kesehatan maupun sosial. Tidak sedikit keluarga yang menghadapi dilema ketika orang tua atau anggota keluarga lanjut usia mulai mengalami keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari.
Di sinilah layanan homecare, terutama dokter yang datang ke rumah menjadi solusi. Homecare memungkinkan lansia untuk tetap tinggal di lingkungan yang familiar, sambil tetap mendapatkan perawatan medis maupun pendampingan harian yang mereka butuhkan. Namun, bagaimana kita tahu kapan saatnya seorang lansia memerlukan homecare dokter ke rumah? Berikut empat tanda penting yang perlu diperhatikan.
Baca Juga: Vaksin: Manfaat, Efek Samping, dan Rekomendasi
1. Penurunan Mobilitas yang Signifikan
Salah satu tanda paling nyata bahwa lansia memerlukan homecare adalah ketika mereka mulai mengalami kesulitan bergerak. Penurunan mobilitas dapat terjadi akibat kondisi medis seperti arthritis, osteoporosis, stroke, atau kelemahan otot karena penuaan.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), keterbatasan mobilitas pada lansia berhubungan erat dengan meningkatnya risiko jatuh. Jatuh sendiri merupakan salah satu penyebab utama cedera serius pada orang lanjut usia. Jika lansia mulai sering terpeleset, membutuhkan bantuan untuk berjalan, atau tidak mampu naik turun tangga tanpa bantuan, maka kehadiran dokter homecare sangat membantu untuk menjaga keamanan sekaligus mendukung kemandirian mereka.
2. Kondisi Medis Kronis atau Kompleks
Lansia sering kali memiliki penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, atau demensia. Kondisi medis yang kompleks ini biasanya membutuhkan pemantauan rutin, kepatuhan terhadap pengobatan, serta perawatan medis berkelanjutan.
National Institute on Aging (NIA) menyebutkan bahwa pasien lansia dengan kondisi kronis membutuhkan pendekatan perawatan yang terintegrasi untuk mencegah komplikasi. Dalam banyak kasus, keluarga kesulitan memberikan perawatan medis sesuai standar, seperti pemberian obat yang tepat waktu atau pemantauan kondisi secara rutin. Homecare memungkinkan adanya tenaga kesehatan profesional yang membantu memantau kondisi medis pasien, memberikan edukasi, sekaligus memastikan pengobatan berjalan dengan baik.
3. Kesulitan dalam Aktivitas Sehari-hari
Tanda lain yang perlu diwaspadai adalah ketika lansia mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas dasar sehari-hari atau Activities of Daily Living (ADL), seperti:
- Makan dan minum
- Mandi dan menjaga kebersihan diri
- Berpakaian
- Menggunakan toilet
- Berpindah posisi (misalnya dari tempat tidur ke kursi)
Menurut CDC, kesulitan dalam ADL merupakan indikator penting untuk menentukan kebutuhan intervensi perawatan tambahan. Jika lansia tidak mampu melakukan ADL secara mandiri, risiko malnutrisi, dehidrasi, infeksi, hingga depresi meningkat. Dukungan dokter yang datang ke rumah akan membantu lansia mempertahankan kualitas hidup mereka dan mendapatkan pelayanan medis yang sesuai.
4. Perubahan Kognitif dan Emosional
Penuaan sering kali diikuti dengan perubahan kognitif, misalnya gangguan memori ringan hingga kondisi lebih serius seperti demensia dan Alzheimer. Perubahan ini dapat membuat lansia kesulitan mengingat jadwal minum obat, lupa makan, atau bahkan tersesat di lingkungan sekitar rumah.
Selain itu, kondisi emosional juga perlu diperhatikan. Kesepian, depresi, dan kecemasan merupakan masalah umum pada lansia, terutama yang tinggal sendiri. WHO menekankan bahwa kesehatan mental merupakan bagian integral dari kesejahteraan lansia.
Manfaat Homecare bagi Lansia dan Keluarga
Menghadirkan layanan homecare dokter ke rumah tidak hanya bermanfaat bagi lansia, tetapi juga keluarga. Beberapa manfaat yang terbukti dari penelitian dan rekomendasi lembaga kesehatan internasional antara lain:
- Meningkatkan kualitas hidup lansia dengan perawatan personal dan pendampingan.
- Mengurangi angka rawat inap berulang, terutama pada pasien dengan kondisi kronis.
- Memberikan ketenangan pikiran bagi keluarga, karena ada tenaga profesional yang membantu mengawasi kesehatan lansia.
- Mendukung pemulihan di rumah setelah dirawat di rumah sakit.
Kapan Harus Memutuskan?
Tidak mudah bagi keluarga untuk menentukan kapan saatnya menghadirkan homecare. Namun, jika satu atau lebih dari lima tanda di atas mulai terlihat, itu bisa menjadi sinyal bahwa homecare sudah diperlukan. Penting untuk mendiskusikan hal ini bersama anggota keluarga dan tenaga medis agar keputusan yang diambil sesuai dengan kebutuhan lansia.
Baca juga: Deteksi Penyakit Sejak Dini dengan Medical Check-Up!
Homecare di Klinik Previ
Klinik Previ menyediakan layanan Homecare dokter ke rumah untuk lansia. Tim medis kami siap memberikan perawatan mulai dari pemantauan kesehatan rutin, pendampingan aktivitas harian, hingga layanan medis khusus sesuai kebutuhan.
Dengan homecare, lansia dapat tetap tinggal di rumah dengan aman, nyaman, dan bermartabat, sementara keluarga merasa tenang karena orang tercinta mendapatkan perawatan terbaik.
Jika Anda melihat tanda-tanda di atas pada orang tua atau anggota keluarga, kini saatnya mempertimbangkan layanan homecare. Hubungi Klinik Previ untuk informasi lebih lanjut.
Referensi
- World Health Organization (WHO). Ageing and health. 2022.
- Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Important Facts about Falls. 2023.
- National Institute on Aging (NIA). Managing Chronic Health Conditions in Older Adults. 2023.
- CDC. Disability and Health Data System: Activities of Daily Living. 2022.
- WHO. Mental health of older adults. 2021.