Kanker Serviks di Indonesia: Tantangan dan Upaya Eliminasi

Kanker serviks masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia, dengan angka kejadian dan kematian yang tinggi. Padahal, kanker ini tergolong jenis kanker yang dapat dicegah dan dideteksi sejak dini. Namun rendahnya literasi kesehatan dan akses kesehatan tidak meratamenjadi hambatan besar dalam pengendaliannya.
Beban Kanker Serviks di Indonesia
Berdasarkan data Globocan 2022, diperkirakan terdapat lebih dari 36 ribu kasus baru dan 20 ribu kematian akibat kanker serviks di Indonesia. Artinya, setiap hari ada 98 kasus baru dan 54 kematian. Dokumen Rencana Kanker Nasional 2024–2034 menyebut kanker serviks sebagai jenis kanker kedua paling banyak menyerang perempuan Indonesia. Sayangnya, lebih dari 70% kasus didiagnosis pada stadium lanjut, membuat pengobatan menjadi lebih kompleks dan berbiaya tinggi.
Tantangan Khusus di Indonesia
Beberapa hambatan utama dalam eliminasi kanker serviks di Indonesia meliputi:
- Rendahnya cakupan skrining, hanya sekitar 9,3% perempuan sasaran yang pernah mendapatkan skrining kanker serviks dengan metode IVA dan sitologi pada 2020
- Distribusi layanan dan vaksinasi belum merata, terutama di daerah tertinggal
- Kurangnya tenaga kesehatan terlatih untuk melakukan skrining
- Kurangnya edukasi dan promosi kesehatan berbasis komunitas
Komitmen Indonesia Menuju Eliminasi Kanker Serviks
Indonesia telah berkomitmen mengikuti strategi global WHO 90–70–90 yang diadaptasi ke dalam Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Leher Rahim
- 90% anak perempuan dan anak laki-laki mendapatkan vaksin HPV di usia 15 tahun.
- 75% perempuan usia 30 – 69 tahun melakukan skrining kanker leher rahim dengan HPV DNA.
- 90% perempuan yang terdiagnosa dengan lesi prakanker dan kanker invasif mendapatkan tatalaksana.
Arah Implementasi dan Kolaborasi Lintas Sektor
Rencana nasional juga menekankan pendekatan lintas sektor:
- Pelibatan pendidikan, melalui integrasi materi penyuluhan/edukasi mengenaiHPV disekolah
- Kerja sama dengan pemangku kepentingan seperti tokoh agama dan komunitas lokal untuk meningkatkan intervensi terkait kanker serviks
Harapan Menuju Eliminasi 2030
Dengan memperluas vaksinasi, mempermudah akses skrining berbasis HPV DNA, serta memperkuat pengobatan dan sistem pencatatan kanker, Indonesia memiliki peluang nyata mencapai eliminasi kanker serviks sebagai masalah kesehatan masyarakat pada tahun 2030.
Referensi
- Centers for Disease Control and Prevention. (2023). Cervical Cancer Screening and Prevention. https://www.cdc.gov
- Global Cancer Observatory. (2022). Cervical Cancer Fact Sheet: Indonesia. https://gco.iarc.fr
- Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia. (2018). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Kanker Ginekologi (PNPK). Jakarta: HOGI.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Introduksi Imunisasi HPV dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2024). Rencana Kanker Nasional 2024–2034.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2024). Rencana aksi nasional eliminasi kanker leher rahim di Indonesia 2024–2034. Jakarta: Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
- (2025). Global Forum on Cervical Cancer Elimination: Indonesia’s Commitments. https://www.unicef.org
- World Health Organization. (2024). Cervical Cancer Country Profiles – Indonesia. https://www.who.int
Zhang, S., et al. (2020). Cervical Cancer: Epidemiology, Risk Factors and Screening. Chinese Journal of Cancer Research, 32(6), 720–728. https://doi.org/10.21147/j.issn.1000-9604.2020.06.02