Vaksin: Manfaat, Efek Samping, dan Rekomendasi

Vaksinasi saat ini merupakan hal yang umum dilakukan tidak hanya pada anak, namun juga pada orang dewasa. Namun, pernahkah Anda bertanya: mengapa saya harus mendapatkan vaksin? Apa manfaatnya untuk saya? Artikel ini akan menjawab pertanyaan tersebut. Kami akan membawa Anda melalui sejarah dikembangkannya vaksin, manfaat yang sudah terbukti, dan kesimpulan alasan Anda perlu mendapatkan vaksinasi. Mari simak selengkapnya artikel berikut!
Apa Itu Vaksin?
Vaksin adalah suatu produk yang berisi kuman/mikroorganisme, yang sudah mati atau masih hidup namun dilemahkan. Vaksin juga dapat berupa bagian tubuh spesifik suatu kuman. Sementara, vaksinasi adalah suatu upaya menimbulkan atau meningkatkan kekebalan tubuh secara aktif terhadap suatu penyakit spesifik menggunakan vaksin(1).
Sejarah Vaksin
Vaksin memiliki sejarah panjang pengembangan dan keberhasilan. Cikal bakal vaksin berasal dari upaya masyarakat di Asia Minor, Afrika, dan Asia Timur untuk melakukan inokulasi, sebuah tindakan memaparkan kuman ke makhluk hidup secara sengaja untuk meningkatkan respon kekebalan tubuh. Pengembangan vaksin modern ditandai dengan penelitian yang dilakukan oleh Edward Jenner di Inggris pada abad ke-18 untuk mengatasi penyakit cacar (smallpox). Pada studi tersebut, seorang anak yang diberikan suntikan berisi produk virus cacar pada akhirnya tidak mengalami penyakit berat atau kematian, disaat 1 dari 3 orang meninggal akibat virus cacar. Di tahun 1967, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) meluncurkan rencana intensif eradikasi (penghapusan) penyakit cacar dengan vaksinasi massal. Hasilnya, cacar merupakan penyakit pertama yang dapat dieradikasi dengan vaksinasi pada tahun 1977, ”hanya” 10 tahun setelah upaya vaksinasi massal dimulai (2,3).
Manfaat Vaksin
Di era modern, vaksinasi dilakukan sejak usia anak bahkan saat bayi baru lahir. Program vaksinasi sejak usia dini membawa manfaat yang luas, antara lain(4):
- Mencegah disabilitas dan kematian akibat penyakit yang sebelumnya umum dialami.
- Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan individu
- Secara substantif memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat dalam jangka panjang.
Salah satu contoh terbaik dari hal ini adalah vaksinasi polio. Polio merupakan penyakit yang sangat menular, menyerang sistem saraf dan mengakibatkan lumpuh otot, saraf tulang belakang, hingga saraf pernapasan. Pada pertengahan abad ke-20, penyakit ini telah menjadi pandemi dan menyebabkan kelumpuhan atau kematian kepada hampir setengah juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya.
Terobosan terjadi pada awal dekade 1950an, di mana Jonas Salk berhasil mengembangkan vaksin injeksi inactivated polio vaccine (IPV). Hanya dalam kurun waktu 6 tahun (1955 – 1961), jumlah kasus polio di Kanada, Finlandia, dan Amerika Serikat menurun drastis dari 58.000 ke hanya 161 kasus. Diperkenalkannya vaksin oral (melalui mulut) oral polio vaccine pada tahun 1958 oleh Albert Sabin menambah kemudahan pemberian vaksin polio sehingga saat ini hampir seluruh bagian dunia dinilai bebas polio (5).
Apakah Vaksin Bermanfaat Juga untuk Orang Dewasa?
Sebagai dampak dari keberhasilan pencegahan penyakit infeksi pada anak, saat ini dunia mengalami fenomena ”populasi yang menua”. Hal ini menyebabkan vaksinasi bukan hanya dibutuhkan oleh anak, melainkan orang dewasa dan lansia. Vaksinasi dapat membantu seseorang mencapai penuaan yang sehat/healthy aging(4). Secara khusus, vaksinasi dapat bermanfaat bagi populasi dewasa untuk(6):
- Mengurangi dampak buruk/komplikasi penyakit infeksi
- Melindungi masyarakat dengan penyakit penyerta/komorbiditas
- Melindungi diri dari peningkatan risiko penyakit tertentu. Misalnya, sejumlah studi menunjukkan adanya peningkatan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah setelah mengalami penyakit influenza.
Satuan Tugas (Satgas) Imunisasi Dewasa dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) telah menerbitkan informasi jadwal imunisasi dewasa. Informasi ini terdiri atas rekomendasi vaksin untuk beberapa penyakit, antara lain:
- Influenza
- Human Papilloma Virus (HPV)
- Pneumokokal Konjugat (PCV)
- Hepatitis A
- Hepatitis B
- Tifoid
- Japanese Encephalitis (JE)
- Dengue
- MMR
Bagaimana Cara Vaksin Bekerja?
Tujuan vaksinasi adalah ”melatih” respon imun seseorang sehingga terbentuk sistem imun yang ”mengingat” kuman/patogen ketika masuk ke dalam tubuh. Sistem imun yang telah terlatih ini diharapkan dapat berespon secara cepat untuk mengendalikan infeksi dan mencegah munculnya gejala penyakit yang umumnya dialami(7).
Sebagai contoh, seseorang yang telah mendapatkan vaksinasi influenza mungkin dapat mengalami gejala ringan seperti batuk. Namun, studi menunjukkan vaksinasi ini melindungi seseorang dari penyakit berat akibat infeksi virus influenza seperti radang paru (pneumonia) dan radang selaput otak (meningitis).
Apakah Vaksin Memiliki Efek Samping?
Seperti semua obat maupun tindakan medis, vaksin memiliki efek samping, atau yang sering disebut Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang tentunya telah dicatat dan dilaporkan pada saat vaksin tersebut dikembangkan dan selama digunakan oleh masyarakat. Sebagai contoh, sebagian besar vaksin yang tersedia dalam bentuk injeksi memiliki KIPI nyeri dan bengkak di area suntikan, demam, atau nyeri otot. Namun, perlu diingat bahwa umumnya gejala ini ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Prinsip dari vaksinasi adalah lebih besarnya manfaat yang diberikan dibandingkan efek samping yang dialami. Hal ini meliputi manfaat vaksin terhadap komunitas (pencegahan wabah penyakit, berkurangnya biaya akibat perawatan penyakit, dan meningkatnya produktivitas masyarakat) dan manfaat terhadap individu (pencegahan penyakit dan dampak/komplikasinya) dibandingkan KIPI yang dialami seseorang setelah vaksinasi tersebut(8).
Siapa Saja yang Tidak Boleh Menerima Vaksin?
Secara umum, riwayat alergi terhadap vaksin dan/atau komponen penyusun vaksin tersebut sebelumnya menjadi alasan seseorang tidak dapat menerima vaksinasi tertentu. Selain itu, seseorang dengan kondisi sakit berat saat dilakukan pemeriksaan sebelum vaksin dianjurkan untuk menunggu hingga pulih terlebih dahulu sebelum menerima vaksin.
Masing-masing vaksin memiliki ketentuan untuk kondisi-kondisi khusus di mana vaksin itu tidak dapat diberikan. Selalu konsultasikan kondisi Anda dengan dokter/tenaga kesehatan sebelum menerima vaksin(9).
Jadi, Mengapa Harus Vaksin?
Sejarah membuktikan vaksinasi penting dan efektif dalam mencegah terjadinya kondisi penyakit infeksi berat dan komplikasinya. Selain itu, vaksinasi dapat melindungi orang-orang disekitar kita, bahkan masyarakat secara menyeluruh. Dengan bersama-sama mendukung vaksinasi baik untuk anak maupun dewasa, kita telah berkontribusi pada upaya peningkatan kesehatan diri sendiri maupun masyarakat.
Kesehatan dimulai dari langkah sederhana, salah satunya: dapatkan vaksinasi Anda segera. Sebagai klinik pencegahan, kami menyediakan layanan dan dapat memberikan informasi terkait vaksinasi, baik untuk anak maupun dewasa. Klinik Previ menyediakan beragam paket vaksinasi termasuk influenza, pneumonia, dan HPV dengan konsultasi dokter dan harga terjangkau. Jadwalkan vaksinasi Anda hari ini di Klinik Previ! Hubungi WhatsApp kami atau kunjungi klinik kami di Altira Business Park, Unit B-06 (Deretan BCA dan Lawson), Sunter, Jakarta Utara.
Referensi:
- Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2023 Tentang Pengadaan Vaksin Dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Berita Negara Republik Indonesia. 2023.
- Kayser V, Ramzan I. Vaccines and vaccination: history and emerging issues. Human vaccines & immunotherapeutics. 2021 Dec 2;17(12):5255-68.
- Smallpox [Internet].
- Laupèze B, Del Giudice G, Doherty MT, Van der Most R. Vaccination as a preventative measure contributing to immune fitness. npj Vaccines. 2021 Jul 27;6(1):93.
- History of polio vaccination [Internet].
- de Gomensoro E, Del Giudice G, Doherty TM. Challenges in adult vaccination. Annals of medicine. 2018 Apr 3;50(3):181-92.
- Stern PL. Key steps in vaccine development. Annals of Allergy, Asthma & Immunology. 2020 Jul 1;125(1):17-27.
- Di Pasquale A, Bonanni P, Garçon N, Stanberry LR, El-Hodhod M, Da Silva FT. Vaccine safety evaluation: practical aspects in assessing benefits and risks. Vaccine. 2016 Dec 20;34(52):6672-80.
- Who Should Not Get Vaccinated