Yuk, Kenali Tes Infeksi TBC

Penyakit Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi perhatian serius di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Indonesia adalah negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia. Untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini, deteksi dini sangat diperlukan. Deteksi dini dapat dilakukan dengan tes infeksi TBC.
Apa Itu Penyakit TBC?
Penyakit TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Infeksi ini terutama menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyebar ke organ lain seperti tulang, ginjal, dan otak. TBC dapat bersifat laten (tidak menimbulkan gejala) atau aktif (menimbulkan gejala dan dapat menular).
Mengapa Pemeriksaan Infeksi TBC Penting?
Pemeriksaan infeksi TBC sangat penting untuk:
- Deteksi Dini: Mengidentifikasi infeksi sebelum berkembang menjadi penyakit aktif.
- Mencegah Penularan: Orang dengan TBC aktif dapat menularkan bakteri melalui udara, sehingga deteksi dini dapat mengurangi risiko penyebaran.
- Memulai Pengobatan Pencegahan: Pengobatan pencegahan dapat diberikan pada populasi tertentu untuk mencegah infeksi TBC berkembang menjadi aktif/bergejala.
Panduan untuk Pemeriksaan Infeksi TBC
Kementerian Kesehatan merekomendasikan pemeriksaan ini bagi:
- Orang yang pernah kontak serumah dengan penderita TBC aktif.
- Orang dengan risiko tinggi: antara lain petugas kesehatan dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah
Metode Pemeriksaan
Terdapat dua metode utama untuk mendeteksi infeksi TBC yang saat ini umum tersedia di Indonesia:
- Tes Kulit Tuberkulin (Tuberculin Skin Test/TST) Tes ini dilakukan dengan menyuntikkan sejumlah kecil protein dari bakteri TBC (disebut PPD) ke dalam kulit lengan bawah. Setelah 48-72 jam, dokter akan mengevaluasi reaksi kulit di lokasi suntikan. Jika muncul benjolan merah yang mengeras, ini dapat mengindikasikan adanya infeksi tersebut.
Keuntungan TST:
- Biaya lebih terjangkau.
- Mudah dilakukan, terutama bagi anak-anak di bawah 5 tahun.
Keterbatasan TST:
- Hasil dapat dipengaruhi oleh vaksin BCG yang diberikan saat bayi.
- Membutuhkan dua kali kunjungan untuk membaca hasilnya.
- Tes Darah IGRA (Interferon-Gamma Release Assay) Tes IGRA mengukur respons sistem imun terhadap bakteri TBC melalui sampel darah. Tes ini dianggap lebih akurat dibandingkan TST karena tidak dipengaruhi oleh vaksin BCG.
Keuntungan IGRA:
- Hasil lebih akurat.
- Hanya membutuhkan satu kali kunjungan ke fasilitas kesehatan.
Keterbatasan IGRA:
- Memerlukan fasilitas laboratorium dengan teknologi yang memadai.
Bagaimana Hasil Tes Infeksi TBC Diinterpretasikan?
- Hasil Positif: Menunjukkan bahwa seseorang pernah terpapar bakteri tuberkulosis, tetapi belum tentu memiliki infeksi aktif/bergejala. Dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosis.
- Hasil Negatif: Menandakan bahwa seseorang tidak terinfeksi bakteri TBC. Namun, jika gejala tetap ada, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan tambahan.
Pentingnya Pemeriksaan Infeksi TBC untuk Masyarakat
Pemeriksaan ini sangat dianjurkan bagi mereka yang memiliki risiko tinggi. Dengan deteksi dini dan pengobatan pencegahan, penyebaran TBC dapat ditekan.
TBC masih menjadi tantangan besar bagi kesehatan masyarakat di Indonesia. Pemeriksaan infeksi TBC menggunakan metode TST dan IGRA yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan dapat membantu mendeteksi kondisi ini secara dini dan mencegah penyebarannya. Yuk, bersama berjuang akhiri TBC!
Referensi: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Petunjuk Teknis Penanganan Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB).